Netralpost.com, Lhokseumawe, – Semarakkan festival merah silu salah satu kegiatan yang dilakukan Bank Indonesia BI untuk menekankan inflasi dilhokseumawe,dan wilayah kerja lainnya. Diskusi BI Bersama Insan pers disebuah coffe yang ada dilhokseumawe. 22/9/2025
Ke depan, berbagai upaya akan terus disinergikan dan dioptimalkan untuk menjaga stabilitas inflasi di Kota Lhokseumawe. Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe, Prabu Dewanto mengungkapkan,
“BI bersama TPID akan terus meningkatkan sinergi pengendalian inflasi melalui kerangka strategi 4K, yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. Seluruh strategi pengendalian inflasi tersebut akan berjalan optimal dengan sinergi seluruh jajaran TPID dan dukungan masyarakat.”
Selain melalui pengendalian inflasi, BI Lhokseumawe juga mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan UMKM. Secara berkala, dilakukan pembinaan dan pendampingan terhadap UMKM binaan atau mitra, termasuk 27 UMKM di Lhokseumawe.
UMKM juga diikutkan pada kurasi nasional dan showcasing UMKM pada berbagai event nasional sebagai bentuk promosi dan perluasan akses pasar sehingga memiliki daya saing tidak hanya di level nasional namun hingga layak bersaing di level internasional. BI Lhokseumawe mendukung juga pengembangan kelompok pra-UMKM (subsisten) untuk meningkatkan perluasan inklusivitas keuangan.
Selain pengembangan UMKM, BI Lhokseumawe juga mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengembangan ekonomi syariah di daerah. Sebagai wilayah dengan mayoritas masyarakat muslim, hal tersebut menjadi penting karena sangat potensial menjadi sumber pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Pelatihan kemandirian pondok pesantren dilakukan melalui dukungan pelatihan peningkatan skill SDM dan pengembangan produk serta penguatan literasi dan inklusi kepada mitra kerja maupun masyarakat. Sebagai bentuk penguatan ekosistem ekonomi syariah, BI Lhokseumawe juga mendukung pengembangan Zona KHAS (Kuliner Halal Aman Sehat) dan pelatihan sertifikasi halal produk makanan dan juru sembelih halal.
Pertumbuhan ekonomi juga didukung dengan menjaga kelancaran transaksi pembayaran, terutama digitalisasi sistem pembayaran di daerah yang terus bertumbuh. Hal tersebut tercermin dari penggunaan QRIS di wilayah kerja BI Lhokseumawe yang mengalami peningkatan. Terdapat lebih dari 89 ribu merchant memanfaatkan QRIS sebagai sarana transaksi pembayaran. Hingga Juli, tercatat transaksi QRIS telah mencapai 5,53 juta volume transaksi dengan total nominal Rp567,8 Miliyar.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan untuk percepatan implementasi transaksi digital masyarakat, utamanya elektronifikasi transaksi pemerintah, dilakukan melalui launching program piloting QRIS Dinamis PBB 2.0. yang merupakan hasil kerjasama BI Lhokseumawe dengan Pemerintah Kota Lhokseumawe.